Selasa, 06 Desember 2011

puisi


Daku kamu
Oleh: Triana Nasir

Sebenarnya bukan daku..
Bukan daku hendak tapi hati daku..
Bukan daku tapi jiwa daku..
Bukan daku tapi roh daku..
Sehingga saya lah yang menginginkan mu..

Kamu bukan hanya kamu..
Tapi kamu adaalah semangat daku..

Kamu bukan hanya kamu
Tapi kamu separuh jiwa daku

Kamu bukan hanya kamu
Tapi kamu adalah daku
Dan..
Daku adalah kamu
Dan...
Kamu adalah daku




Desa dan kota
Oleh : Triana Nasir

Jingga bermain di awan birumu
Mata ku terpejam tapi inderaku merangsang
Burung-burung bernyanyi
Berduet dengan ayam jantan tetangga
Segarnya udara menyengat memanjakan hidungku
Embun membelai tubuhku
Lidahku meerindu rasa buahmu
Hingga mataku melihat semua
Keindahanmu yang hilang dicuri keserakahan
                                                                                    Kini…..
                                                                                    Semua berganti…
                                                                                    Lalu lalang kendaraan diantara
gedung-gedung beling
memantulkan salam mentari
mengeluarkan asap tebal
sama dengan api di hijaumu bumiku
yang mengoyak,membakar,menyayat baju lamamu


BUMI
Oleh: Triana Nasir

Tak kulihat lagi…
Engkau tersenyum bersanding sang mentari
Tak ku lihat lagi…
Tiga warna mnyelimuti engkau
Satu warnamu minipis,habis,luntur
Warna diganti warna lain
Warna yang mengoyak,menyayat,mensukmu hingga inti lavamu
Bumiku

Yang kulihat …
Mentari takbersahabat
Polusi menghantuikami
Rumah beling menolak,memantulkan,membuang salam sang mentari
Hingga…
Bajumu terbakar,terkoyak,tersayat,terobek-robek
Oleh rumah beling itu
Oleh bara api dari warna hijaumu
Oleh Pengganti kuda kami

Yang kurasa…
Amukanmu
Getaran tanah mu
Air yang berjalan ke permukaan
Tanah yang rontok karena engkau tak mapu menahannya

Yang kudengar…
Engkau merintih
Engkau menangis
Karena engkau dibabat,dipangkas,dibunuh
Amarah mu menghantui kami

Masih adakah maafmu…
Masih adakah seyummu…

Wahai bumiku…
Ku ingin…
Kuingin engkau tersenyum
Egkau kembali bersahabat
Ku berjanji
Kan kulumpuhkan merah tandus itu
Kan kuhancurkan rumah beling itu
Kan ku hilangkan merah dari warna hijau mu…
Hingga kau tersenyum
Melindungi kami
Berpihak pada kami
Dan memeluk paru paru kami….


 

Tidak ada komentar: